Doa dan dalil di kuburan

عَنْ أَبِى الْهَيَّاجِ الأَسَدِىِّ قَالَ قَالَ لِى عَلِىُّ بْنُ أَبِى طَالِبٍ أَلاَّ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ

Dari Abul Hayyaj Al Asadi, ia berkata, “‘Ali bin Abi Tholib berkata kepadaku, “Sungguh aku mengutusmu dengan sesuatu yang Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah mengutusku dengan perintah tersebut. Yaitu jangan engkau biarkan patung (gambar) melainkan engkau musnahkan dan jangan biarkan kubur tinggi dari tanah melainkan engkau ratakan.” (HR. Muslim no. 969).

Syaikh Musthofa Al Bugho -pakar Syafi’i saat ini- mengatakan, “Boleh kubur dinaikkan sedikit satu jengkal supaya membedakan dengan tanah, sehingga lebih dihormati dan mudah diziarahi.” (At Tadzhib, hal. 95).

عَنْ جَابِرٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ

Dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di atas kubur.” (HR. Muslim no. 970).

Dari Jabir radhiyallahu ’anhu, beliau berkata,

نَهَى أن يقعدَ على القَبرِ، وأن يُقصَّصَ ويُبنَى علَيهِ زادَ في روايةٍ أو يُزادَ علَيهِ، وفي أخرى أو أن يُكْتبَ علَيهِ

“Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam melarang kuburan diduduki, dikapur, dan dibangun.” Dalam riwayat lain, “Beliau melarang kuburan ditinggikan.” Dalam riwayat yang lain, “Beliau melarang kuburan ditulis.” (HR. Muslim no. 970, Abu Daud no. 3225)

Doa masuk makam

السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ، مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا، إِنْ شَاءَ اللهُ لَلَاحِقُونَ، أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

Assalaamu ‘alaa ahlid diyaar minal mukminiina wal muslimiina wa innaa insyaa`allahu lalaahiquun. Asalullaha lanaa walakumul ‘aafiyah

“Semoga keselamatan tercurah bagi penghuni (kubur) dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim dan kami insya Allah akan menyusul kalian semua. Saya memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian al-‘afiyah (keselamatan).” (HR. Muslim no. 975)

Doa memasukkan mayit ke dalam lubang kubur

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كان النبيُّ صلَّى الله عليه وسلَّم إذا أَدْخَلَ المَيِّتَ القَبرَ، قال: ((بسمِ الله، وعلى مِلَّةِ رسولِ اللهِ ))

“Biasanya Nabi shallallahu ‘alahi wasallam ketika memasukkan mayit ke dalam lubang kubur, beliau membaca, ‘Bismillahi wa ‘ala millati Rasulillah.’ (Dengan nama Allah [kami menguburkan mayit ini] dan di atas agama Rasulullah).” (HR. At-Tirmidzi no. 1046, Ibnu Majah no. 1550, disahihkan Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

Doa selesai memakamkan jenazah

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ، فَقَالَ: «اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ، وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ»

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila selesai memakamkan jenazah, beliau berdiri di samping kuburannya, lalu bersabda,

اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ، وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ

”Mintakanlah ampunan untuk saudara kalian, dan mintalah keteguhan untuknya. Karena saat ini dia sedang diuji.” (HR. Abu Daud 3221, al-Hakim 1372, al-Baghawi dalam Syarhus Sunah 1523, dan sanadnya dishahihkan ad-Dzahabi).
Lafadz Doanya

Berdasarkan hadis di atas, selesai memakamkan jenazah, kita bisa membaca:

ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻪُ ﻭَثـبـته

Allahummaghfir lahuu wa tsabbit huu (Ya Allah, ampunilah dia dan berilah ketetapan kepadanya)

Doa Shalat jenazah takbir ketiga

ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻪُ ﻭَ ﺍﺭْﺣَﻤْﻪُ ﻭَ ﺍﻋْﻒُ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَ ﻋَﺎﻓِﻪِ ﻭَ ﺍَﻛْﺮِﻡْ ﻧُﺰُﻟَﻪُ ﻭَ ﻭَﺳّﻊْ ﻣَﺪْﺧَﻠَﻪُ ﻭَ ﺍﻏْﺴِﻠْﻪُ ﺑِﻤَﺎﺀٍ ﻭَ ﺛَﻠْﺞٍ ﻭَ ﺑَﺮَﺩٍ ﻭَ ﻧَﻘّﻪِ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﺨَﻄَﺎﻳَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﻨَﻘَّﻰ ﺍﻟﺜَّﻮْﺏُ ﺍْﻻَﺑْﻴَﺾُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪَّﻧَﺲِ . ﻭَ ﺍَﺑْﺪِﻟْﻪُ ﺩَﺍﺭًﺍ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺩَﺍﺭِﻩِ ﻭَ ﺍَﻫْﻼً ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺍَﻫْﻠِﻪِ ﻭَ ﺯَﻭْﺟًﺎ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺯَﻭْﺟِﻪِ ﻭَ ﻗِﻪِ ﻓِﺘْﻨَﺔَ ﺍْﻟﻘَﺒْﺮِ ﻭَ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ . ﻣﺴﻠﻢ ٦٦٣:٢

Allahummaghfirlahu warhamhu wa’fu‘anhu wa‘aafihi waakrim nuzulahu, wawassi’madkholahu, waghsilhu bimaai watsalji wabarod wanaqqihi minal khothoyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danaas, wa abdilhu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahlihi, wa zawjan khoirom min zawjihi, waqihi pitnatal qabri wa ‘adzabannaar.

Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, maafkanlah dia, berilah ‘afiat padanya dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah tempat masuknya, cucilah dia dengan air, salju dan air embun. Bersihkanlah dia dari dosa-dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada rumahnya (di dunia), gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik dari pada keluarganya, gantilah jodohnya dengan jodoh yang lebih baik daripada jodohnya (di dunia). Dan peliharalah dia dari fitnah qubur dan siksa neraka. [HR. Muslim juz 2, hal. 663]

Doa Shalat jenazah takbir ketiga untuk anak-anak

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا سَلَفًا وَفَرَطًا وَأَجْرًا ،البخارى ٩١:٢

alloohummaj’alhu lanaa salafan wa farothon wa ajron (Ya Allah, jadikanlah anak kecil ini sebagai pendahulu, pelopor dan pahala bagi kami) [HR. Bukhari juz 2, hal. 91]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*